Tempo.Co

Pertumbuhan Internet Harus Tingkatkan Literasi Digital
Kamis, 11 Juli 2019
Ketua DPR RI memamerkan aplikasi digital DPR NOW kepada para penggiat media sosial dan netizen dari kalangan millenial.

INFO DPR - Aplikasi digital DPR Now! dipamerkan Ketua DPR RI Bambang Soesatyo kepada para penggiat media sosial dan netizen dari kalangan millenial. Melalui aplikasi yang bisa diunduh dari berbagai smartphone ini, masyarakat bisa melihat berbagai kegiatan kedewanan, seperti rapat, audiensi, maupun pengaduan masyarakat secara real time.

Dikatakan Ketua DPR RI, aplikasi DPR Now! ditunjang media sosial DPR RI di Twitter, Facebook, Instagram, dan Youtube, merupakan sarana transformasi digital menyesuaikan kebutuhan revolusi industri 4.0. Selain itu, juga untuk melibatkan partisipasi masyarakat, utamanya millenial, dalam proses check and balances DPR RI.

"Netizen yang terkenal dengan kekritisannya bisa langsung melihat berapa banyak anggota DPR RI yang datang rapat paripurna, rapat komisi, maupun kegiatan kedewanan lainnya," ujar Bambang Soesatyo saat berdialog dengan para penggiat media sosial dan netizen di Gedung DPR RI, Rabu, 10 Juli 2019.

Menurut Bambang, pesatnya pertumbuhan penetrasi pengguna internet di Indonesia harus diimbangi dengan kemampuan literasi digital. Mengutip survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia 2018 mencapai 171,18 juta jiwa (tumbuh 27,91 juta). Dengan penetrasi sebesar 64,8 persen dari jumlah penduduk yang mencapai 264,16 juta jiwa, menunjukan penduduk Indonesia sudah melek internet. 

"Namun, melek internet saja tidak cukup. Harus diikuti melek literasi digital. Agar para pengguna internet tidak tersesat dalam hiruk pikuk dunia maya, khususnya di berbagai platform media sosial. Melek literasi digital akan membuat pengguna internet terhindar dari hoax, hate speech, maupun kejahatan siber lainnya," kata Bambang.

Selain itu, Laporan Digital 2019 yang dikeluarkan Hootsuite (We are Social) memperlihatkan Facebook sebagai aplikasi media sosial terpopuler dunia dengan pengguna mencapai 1,887 miliar. Indonesia menyumbangkan 120 juta pengguna, berada di posisi ke-3 dunia. Belum lagi jika melihat media sosial lainnya, seperti Youtube, Instagram, maupun Twitter, jumlah pengguna dari Indonesia selalu berada di tingkat atas. Dalam laporan tersebut juga menyebutkan, rata-rata per hari pengguna internet Indonesia menghabiskan waktu 8 jam 36 menit mengakses internet, 3 jam 26 menit di antaranya digunakan mengakses media sosial.

“Aktifnya warga di jejaring media sosial bisa menjadi peluang bisnis. Karena itu, dibanding menggunakan media sosial sebagai tempat galau atau berkeluh kesah, lebih baik milenial memanfaatkan media sosial untuk berjualan, promosi, iklan, maupun hal positif lainnya yang bisa menambah keuntungan ekonomi," ujar Bambang.

Tidak hanya sekadar menjadi penikmat media sosial, Ketua DPR ini juga mengajak milenial yang terkenal dengan kreasi dan inovasi, bisa bergerak bersama membuat media sosial karya anak bangsa. Seperti halnya telah dilakukan DPR RI melalui DPR Now! maupun Nadiem Makarim melalui GO-JEK yang telah menjadi platform transportasi digital terbesar, bukan hanya di Indonesia melainkan juga dunia. Bahkan 2017, GOJEK menempati urutan ke-17 dunia sekaligus satu-satunya perusahaan dari Asia Tenggara yang mampu mengubah dunia.

"Di bidang travel dan perjalanan, Indonesia punya Traveloka dan tiket.com, e-commerce ada Tokopedia, Bukalapak, dan lainnya. Kita merindukan para milenial dengan kreativitas, kepercayaan diri, dan saling keterhubungannya bisa melahirkan aplikasi media sosial sejenis Facebook, Youtube, maupun Twitter dari Indonesia. Sebagaimana yang sudah ditunjukan China melalui aplikasi Renren, Alibaba, Baidu atau Yoku,” kata Ketua DPR RI. (*)