INFO DPR - Wakil Ketua DPR RI Utut Adianto mengharapkan pemerintah Latvia dapat membantu perkembangan pariwisata di Indonesia. Utut menyatakan menurut catatan, sekitar 4.000 wisatawan Latvia datang ke Indonesia tahun lalu. DPR RI sangat mengapresiasi apabila dukungan pariwisata Indonesia dari Delegasi Latvia dilakukan secara business to business atau government to government.
Demikian diungkapkan Pimpinan DPR RI Koordinator Hubungan Antar Lembaga, Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) dan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) ini saat menerima kunjungan Delegasi Latvia yang dipimpin Menteri Luar Negeri Latvia Edgars Rinkevics serta jajarannya di Gedung Nusantara III DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat, 19 Juli 2019.
“Selain tujuan wisata di Bali, Indonesia memiliki banyak tujuan wisata unggulan termasuk salah satunya di Labuan Bajo dengan komodonya,” ujar Utut.
Tidak hanya kerja sama di bidang pariwisata, Indonesia juga membutuhkan kerja sama pada pendidikan vokasi yang tepat guna untuk mengatasi masalah kekeringan yang saat ini melanda berbagai daerah. Kekeringan ini dampak terbesarnya adalah pada tanaman pangan Indonesia utamanya padi.
“Kami mengharapkan, Delegasi Latvia bisa membantu mengatasi masalah kekeringan di berbagai daerah tersebut dengan teknologi yang sederhana dan tentunya juga dengan harga yang terjangkau. Kekeringan ini dampak terbesarnya adalah pada tanaman pangan kita, utamanya padi penghasil beras yang merupakan makanan utama rakyat Indonesia. Saya tahu, semenjak era Uni Soviet pada masa lampau sudah sangat hebat teknologinya,” kata Utut.
Turut hadir mendampingi Utut, yaitu Wakil Ketua Komisi I DPR RI Hanafi Rais dan Anggota Komisi I DPR RI Charles Honoris. Pertemuan ini juga dihadiri Duta Besar Republik Indonesia untuk Swedia merangkap Latvia R. Bagas Hapsoro dan Pejabat Fungsi Politik, Protokol, dan Konsuler Ernest Hadinoto.
Sementara Edgars Rinkevics didampingi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Latvia untuk Indonesia Normans Penke, Kepala Kantor Menteri Latvia Ieva Apine, dan Third Secretary Of The Asia And Oceania Divisio, MFA Aleksandra Grevceva. (*)