INFO DPR - Anggota Komisi I DPR RI Evita Nursanty berharap penyebaran akses Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di seluruh wilayah Indonesia merata. Sebab, di tengah gencarnya pembangunan akses TIK di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), blank spot pada wilayah seluler masih ditemukan di perkotaan. Termasuk di Bali, yang notabene daerah pariwisata, konektivitas jaringan dan akses internet harus menjadi perhatian.
“Saat ini di perkotaan masih banyak masyarakatnya yang belum merdeka sinyal dan belum terakses internet,” ujar Evita dalam pertemuan antara Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi I DPR RI dengan jajaran Badan Aksesibilitas dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Dinas Kominfo Provinsi Bali, di Bali, Jumat, 26 Juli 2019.
Keberadaan Bakti menjadi sebuah solusi untuk mengembangkan infrastruktur dan telekomunikasi, khususnya untuk pengembangan sektor pariwisata dan UMKM di Bali. Menurut Evita, Bakti mempunyai anggaran yang bisa dimanfaatkan.
"Menurut saya, Bali merupakan daerah destinasi yang penting. Jadi, saya berharap konektivitas antarwilayah itu bisa terbangun,” ujarnya.
Dia mendorong Bakti menyosialisasikan program-program kerjanya, khususnya kepada pemerintah daerah agar terjalin koordinasi yang baik.
"Memang kita ini sangat kreatif dan inovatif dalam menciptakan, namun lemah dalam menyosialisasikan. Menurut saya ini harus ditingkatkan,” ucap Evita.
Selain itu, program pembangunan infrastruktur dan telekomunikasi yang telah dilakukan pemerintah pusat dan Pemda harus sinkron dengan program yang telah dijalankan oleh Bakti. Sehingga tidak terjadi tumpang tindih dan alokasi anggaran bisa dialihkan ke wilayah lain.
Sebelumnya pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kominfo Provinsi Bali Nyoman Sujaya mengatakan penyelenggaraan pemasangan Wi-Fi di SMA, SMK, SLB, Desa Adat, puskesmas, dan objek wisata di kabupaten/kota se-Bali terdapat sejumlah masalah. Permasalahan tersebut di antaranya pemanfaatan Internet yang kurang produktif, kurangnya pengawasan terhadap keberadaan perangkat, dan kurangnya pemanfaatan customized welcome page untuk sosialisasi program pemerintah.
Untuk itu, menurutnya ada hal-hal yang harus diperhatikan di antaranya perlunya sosialisasi pemanfaatan Wi-Fi untuk hal yang produktif sebagaimana tujuannya. Kemudian, peningkatan kapasitas SDM TIK, perlunya pengawasan dari semua pihak untuk keamanan perangkat.
"Selain itu tentunya, sosialisasi program pemerintah dalam mewujudkan ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’, akselerasi dengan pihak vendor untuk percepatan target pemasangan Wi-Fi di sejumlah daerah,” kata Nyoman Sujaya. (*)