Tempo.Co

House Democracy Partnership Amerika Serikat Bahas Demokrasi Indonesia
Rabu, 31 Juli 2019
Pimpinan DPR RI menerima kunjungan Kongres Amerika Serikat David Price dan rombongan.

INFO DPR - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo didampingi Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah dan Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen atau BKSAP Nurhayati Ali Assegaf menerima kunjungan kehormatan House Democracy Partnership Amerika Serikat yang dipimpin David Price di Ruang Kerja Ketua DPR RI, Rabu, 31 Juli 2019. Dalam pertemuan tertutup itu, Fahri mengatakan jika kedua pihak membicarakan hal detail dalam rangka meningkatkan kualitas demokrasi Indonesia ke depan. Selain itu, David Price juga mengundang anggota kongres dari seluruh dunia untuk mempelajari sistem Amerika.

“Pak Ketua DPR juga menyampaikan dinamika demokrasi kita karena mereka bertanya soal itu,” kata Fahri menceritakan isi pertemuan tersebut.

Dikatakannya demokrasi Indonesia mempunyai banyak kemiripan dengan sistem demokrasi Amerika. Meskipun Amerika menganut negara federal dan Indonesia negara kesatuan, tetapi sistemnya presidensial. Dua negara ini juga mempunyai partai politik. Partai politik di Indonesia lebih banyak, sementara di Amerika hanya ada dua partai.

“Sehingga kita bisa bilang, mengelola politik di Indonesia ini kadang-kadang lebih rumit dari mengelola politik dari Amerika Serikat. Di Amerika lebih banyak mengelola pikiran, kalau di kita mengelola perasaan juga. Itulah bedanya,” ujar Fahri.

Sistem dalam mengelola parlemen pun memiliki kemiripan. Misalnya, dalam pembagian komisi di parlemen. Jumlah komisi di Amerika Serikat berjumlah dua kali lipat mencapai 25 dibandingkan di Indonesia yang terdiri dari 11 Komisi di DPR. Kemudian, cara mengelola politik pun ada kesamaan, hanya saja kongres di Amerika lebih kuat karena menganut sistem bikameral, termasuk memiliki kekuatan mengatur keuangan politik.

“Keuangan politik kita belum diatur secara baik sehingga banyak anggota kongres kita terutama yang perempuan kalah dalam kompetisi karena keuangan politik yang belum diatur,” kata Fahri.

Selain itu, kesamaan lain adalah keterlibatan di forum dunia. Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Indonesia juga kerap bicara isu demokrasi. Di sisi lain, Indonesia juga bicara Islam karena menjadi negara dengan komunitas muslim paling besar di dunia.

“Oleh karena itu, tadi disampaikan jika Amerika Serikat dan Indonesia seharusnya partner untuk menjawab tantangan global,” kata dia.

Tindak lanjut pertemuan ini, kata Fahri, akan dibahas isu teknis bersama dengan Komisi I dan Komisi II DPR RI. Pertemuan yang dijadwalkan besok, Kamis, 1 Agustus 2019 ini akan difasilitasi BKSAP DPR RI.

Pertemuan ini, menurutnya merupakan kunjungan rutin. Sejak era pemerintahan Presiden Soekarno, telah terjalin hubungan baik dengan Amerika Serikat. Apalagi inspirasi pembangunan Ibukota Jakarta dimulai setelah Bung Karno berkunjung ke Amerika pada 1967dan berkeliling selama 19 hari. (*)