INFO DPR - Wacana mendatangkan atau impor rektor asing untuk memimpin sejumlah perguruan tinggi dalam negeri dinilai telah menodai prestasi para akademisi sekaligus tidak menghargai sumber daya manusia (SDM) bangsa sendiri. Dampak negatif globalisasi saja belum mampu diatasi, mengapa pemerintah menambah persoalan baru dengan mengimpor rektor asing.
"Itu sangat ironis," kata Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih secara tertulis, Kamis, 8 Agustus 2019.
Dia melihat, banyak ironi di balik kebijakan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) yang mengusulkan rektor asing bisa memimpin pergurun tinggi Indonesia. Apalagi selama ini pemerintah kerap menunjukkan kekhawatiran terhadap intervensi asing. Mengapa justru mendatangkan rektor asing yang membuka kemungkinan intervensi tersebut.
“Kita mengkhawatirkan intervensi asing di era sekarang, malah kita impor rektor. Kita ingin menguatkan nasionalisme, jawabannya kok impor rektor. Bahkan, kita mencurigai dosen, mahasiswa, dan semua civitas akademika kita sendiri dengan melakukan screening dari ideologi asing, kok, malah kita longgar dengan warga asing yang jelas mereka tidak akan bisa menanamkan nilai-nilai ideologi negara kita,” kata Fikri.
Selain itu kebijakan pemerintah akan menimbulkan kisruh di kalangan akademisi. Sebaliknya, pemerintah harus menghargai prestasi anak bangsa sendiri yang telah memajukan bangsa ini lewat perguruan tinggi.
“Lalu, bagaimana dengan orang-orang Indonesia di luar negeri yang malah tidak mau pulang karena tak diakomodasi kemampuannya. Apa tidak sebaiknya fenomena brain drain ini diatasi dengan mengundang mereka pulang,” ucap Fikri. (*)