Tempo.Co

Indonesia dan Iran Bahas Perdagangan secara Langsung
Selasa, 27 Agustus 2019
Parlemen Iran dan Indonesia sepakat akan mendorong pemerintah untuk meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi, pertahanan dan keamanan.

INFO DPR - Wakil Ketua DPR RI Utut Adianto akan mendorong pemerintah, khususnya Menteri Perdagangan untuk mengembangkan kerja sama ekonomi dengan Republik Iran secara langsung. Hal ini disampaikannya usai menerima kunjungan Delegasi Komisi Yudisial dan Hukum Majelis Konsultatif Republik Iran Mahdi Allahyar Malekshahi di Gedung DPR RI, 27 Agustus 2019. Kedatangan Allahyar Malekshahi didampingi empat perwakilan Komisi Yudisial dan Hukum Iran, Wakil Duta Besar Iran untuk Indonesia Mahdi Rounagh dan Atase Kedutaan Besar Iran di Jakarta Razieh Omidi.

“Karena ini ranah eksekutif. Hasil pertemuan ini akan kita sampaikan kepada Menteri Perdagangan. Bahwa kunjungan ini sangat positif, kita bisa cari celah, kita bisa berdagang langsung dengan biaya yang bisa lebih murah, dan volumenya lebih banyak,” ujar Utut.

Dijelaskan Utut, dalam pertemuan kedua belah pihak, pembicaraan sangat positif dan konstruktif. Bahkan, untuk memudahkan peluang perdagangan, ada permintaan dari salah satu anggota dewan Republik Iran agar membuka rute penerbangan langsung dari Iran-Indonesia, khususnya Teheran–Jakarta. Selain itu, Wakil Duta Besar Iran juga mengemukakan untuk membuka peluang dagang bagi Indonesia karena selama ini Iran membeli kelapa sawit Indonesia walaupun dari negara ketiga.

“Anggota dewan juga mengatakan kalau bisa ada kerja sama di bidang anti terorisme dan drug atau narkoba,” kata Utut.

Sementara Allahyar Malekshahi mengatakan hal senada. Bahwa kedatangannya bertemu pimpinan parlemen Indonesia untuk membicarakan upaya mengembangkan hubungan perdagangan dan perekonomian yang lebih besar lagi khususnya hubungan langsung perekonomian bagi kedua negara.

“Kami berharap perdagangan dapat dijalankan secara langsung oleh kedua negara. Adapun usulan melakukan penerbangan langsung akan menjadi mesin pendorong hubungan perdagangan kedua belah pihak,” ujarnya.

Selain itu, dia juga mendukung jika dilakukan kerja sama di bidang hukum ekstradisi, bantuan hukum, dan transfer para tahanan di kedua belah pihak.

“Harapan kami kedua parlemen dapat memainkan peran yang penting dalam menentukan kerja sama antar parlemen, agar hubungan ini membawa manfaat bagi masyarakat di kedua belah pihak,” katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Asril Hamzah yang ikut dalam pertemuan ini juga menyambut positif rencana perdagangan kedua negara. Sebab, jika kerja sama itu terwujud, Indonesia akan mudah membeli minyak secara langsung dengan harga yang lebih murah. Sebab selama ini impor minyak harus melalui negara lain.

“Selama ini pembelian minyak tidak bisa langsung. Harga minyak di Iran Rp 1000 sementara di Indonesia mencapai Rp 11 ribu per liter. Kalau bisa kita beli langsung, tapi dibayang-bayangi oleh Amerika. Kalau beli minyak langsung sudah banyak untungnya,” ujar Asril. (*)