Tempo.Co

KOMENTAR+

'Gelora Kata-Kata' Fahri Hamzah Diluncurkan
Kamis, 29 Agustus 2019
Peluncuran buku karya Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah 'Gelora Kat-kata : Seputar Demokrasi dan Musuh-musuhnya' di Ruang Abdul Muis DPR RI, Kamis, 29 Agustus 2019. Tempo/Andi Aryadi

INFO DPR - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, meluncurkan buku terbaru berjudul Gelora Kata-Kata: Seputar Demokrasi dan Musuh-musuhnya di Ruang Abdul Muis, DPR RI, Kamis, 29 Agustus 2019. Buku setebal 597 halaman ini merupakan cuitan kata-kata yang disampaikan Fahri di Twitter. Menurut Fahri, buku ini belum merangkum semua pernyataannya terkait demokrasi Indonesia sebab, cuitan yang dikumpulkan dalam buku ini masih cuitannya yang sudah lama.    

“Saat itu masih 140 karakter di Twitter lama, jadi pernyataan itu dipaksakan, hanya berupa kata-kata yang lebih pendek seperti ceplosan atau celetukan, jadi tampak seakan seperti gelora,” kata Fahri yang menyampaikan terima kasih kepada tim di balik penyusunan bukunya ini.

Dikatakan Fahri ancaman demokrasi muncul dari para elite. Dan, musuh demokrasi adalah feodalisme.

“Bahaya jika para pemimpin memagari dirinya dengan sumber-sumber kewibawaan, mengumpulkan orang-orang pintar untuk membenarkan kebodohannya,” ujar Fahri menganalogikan pernyataannya dengan dongeng The Emperor’s New Clothes.  

Dengan kisah itu, Fahri berharap di sekitar pemimpin atau presiden, seharusnya ada orang-orang yang terbuka menyampaikan kebenaran apa adanya.

Sementara itu Wakil Ketua Fadli Zon yang hadir dalam peluncuran buku ini mengatakan jika buku yang diterbitkan Fahri adalah terobosan dari cuitan seorang politisi dan harus diabadikan. “Publish or perish, karena ini sudah menjadi keabadian untuk berkontribusi dalam demokrasi kita,” kata Fadli.

Menurut Fadli, demokrasi Indonesia terancam oleh kebodohan yang merusak segalanya. Dia menilai Fahri melihat lebih dalam sehingga persoalan itu dapat diselesaikan. 

“Fahri melihat agar kita melihat persoalan secara mendalam agar semua penyelesaian dilakukan dengan tepat,” ucap Fadli.

Sementara itu, narasumber Rocky Gerung mengatakan jika langkah Fahri Hamzah ini harus diikuti oleh politisi lain. Bahwa menjadikan buku sebagai bahan utama politisi agar mereka mempunyai ide.

“Kita bisa ke seluruh dunia melalui buku. Infrastruktur sebuah negara adalah buku, bukan beton,” ucap Rocky. (*)

PARLEMENTARIA+

MAJALAH PARLEMENTARIA
BULETIN PARLEMENTARIA