INFO DPR - Anggota DPR RI, Johny G Plate, usai sidang mengapresiasi jalannya persidangan Sidang Paripurna II MPRI RI dalam Sidang Awal Masa Jabatan Anggota MPR/DPR/DPD periode 2019-2024 yang digelar di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Rabu, 2 Oktober 2019. Menurutnya, lembaga permusyawaratan di era demokrasi yang terbuka harus menyesuaikan diri. Persidangan yang berlangsung sekitar pukul 11.00 WIB itu masih berlangsung kondusif.
“Itu belum apa-apa, coba menyaksikan rapat di House of Commons atau House of Lord di Inggris, lebih seru lagi bahkan langsung dengan perdana menteri jadi lebih ramai. Tadi ini namanya saluran politik untuk manifestasi, aspirasi dari daerah boleh saja tetapi suasana demokrasi liberal itu harus kita waspadai,” katanya.
Demokrasi, kata Johny, harus sejalan dengan kepentingan nasional dan harus dikelola untuk kepentingan nasional. Jangan sampai liberal demokrasi yang sedang dilakukan saat ini menjadi tujuan bukan menjadi alat.
Sidang Paripurna II MPRI RI dalam Sidang Awal Masa Jabatan Anggota MPR/DPR/DPD periode 2019-2024 penuh dengan interupsi, baik dari Anggota DPR maupun DPD. Sidang sempat diskors selama 15 menit lantaran dipimpin sendirian oleh Hillary Brigitta Lasut. Ketua Sementara DPR RI, Abdul Wahab Dalimunthe, kemudian didaulat untuk menggantikan Ketua Sementara MPR RI, Sabam Sirait, yang berhalangan hadir lantaran sakit untuk memimpin persidangan bersama itu.
Dikatakan Sekjen MPR Ma'ruf Cahyono, jika pimpinan berhalangan hadir maka pimpinan sementara berasal dari anggota MPR yang termuda dan tertua dari fraksi atau kelompok DPD.
“Sidang MPR tadi bahwa pimpinan sementara yang tertua dan termuda yang pada saat sidang paripurna lalu telah ditetapkan urutan tertua kedua adalah Bapak Haji Abdul Wahab Dalimunthe, 80 tahun, Fraksi Demokrat. Itulah yang akan memimpin sidang pada hari ini," kata Sekjen MPR.
Sebelum memulai sidang, Hillary membuka skor dan menanyakan pendapat kepada seluruh peserta sidang. "Terima kasih, jadi apakah agenda ini bisa disetujui?" tanya Hillary ke anggota Dewan yang hadir. Dan dijawab para Anggota Dewan, “Setuju”.
Hillary pun kemudian mengetok palu sidang dan diikuti Abdul Wahab yang naik ke meja pimpinan. Selama memimpin sidang, Abdul Wahab tampak tenang menghadapi banyak interupsi, namun tegas saat memutuskan. Bahkan dia berpesan agar seluruh anggota dewan agar tetap menahan diri sebab kegiatan Rapat Paripurna ini ditonton seluruh oleh masyarakat Indonesia.
“Sakitnya tidak seberapa, tetapi malunya itu,” katanya dalam sidang yang memutus nama-nama pimpinan fraksi di MPR. (*)