Tempo.Co

Saat Pelantikan, Ma’ruf Amin Sebaiknya Tetap Kenakan Sarung
Rabu, 16 Oktober 2019
Anggota DPR RI Masinton Pasaribu mengatakan tidak ada aturan tentang busana wajib dalam pelantikan presiden dan wakil presiden.

INFO DPR — Menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden, dipertanyakan busana yang akan dikenakan Wakil Presiden Indonesia Terpilih Ma’ruf Amin lantaran dalam kesehariannya tokoh agama ini kerap mengenakan sarung. Anggota DPR RI, Masinton Pasaribu, mengatakan sebaiknya Ma’ruf Amin tetap saja dengan penampilannya saat ini, menggunakan sarung, menggunakan jas, dan kopiah.

“Tetap saja dengan karakteristik Pak Amin, karena tidak ada syarat pelantikan itu harus menggunakan celana panjang, tidak diatur,” kata Masinton di Gedung DPR RI, Rabu, 16 Oktober 2019.

Secara etika, Masinton melihat busana itu tetap baik dipandang. Apalagi kain sarung sudah menjadi busana tradisi yang dikenakan oleh masyarakat Indonesia baik di desa maupun di kota.

“Apalagi beliau kan kiai, ulama. Atribut ulama memang seperti itu. Kita sudah terbiasa dengan hal itu,” ujar Masinton.

Senada dengan itu Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago mengatakan sah saja jika Ma’ruf Amin mengenakan sarung atau busana kesehariannya dalam pelantikannya sebagai wakil presiden. Sebab, busana itu telah menjadi identitasnya.

“Itu memang identitas dia, sebaiknya identitas konsisten sih. Kalau beliau biasa pakai kain sarung enggak apa-apa, kan identitas beliau sarungan, seorang kiai. Tiba-tiba pakai dasi namun beliau enggak nyaman, repot juga, biarin saja. Enggak ada hukum protokoler yang mengatur itu kayaknya. Dan, kalau kemudian beliau tidak pakai kain sarung, justru aneh,” kata Pangi.

Sebelumnya, Selasa, 15 Oktober 2019, malam, usai menerima kedatangan pimpinan MPR RI di kediamannya di kawasan Jalan Situbondo Menteng, Wakil Presiden Indonesia Terpilih Ma’ruf Amin mengatakan akan memberikan kejutan terkait busana apa yang akan dikenakannya dalam pelantikan presiden dan wakil presiden di Gedung DPR RI, Minggu, 20 Oktober 2019.

“Tunggu tanggal mainnya,” kata Ma’ruf. (*)