Tempo.Co

BKSAP Dorong Diaspora Muda di Australia Berperan Dalam Politik
Kamis, 02 Juni 2016
Mahasiswa Indonesia di luar negeri harus kembali ke Tanah Air untuk membangun daerah masing-masing.

INFO DPR - Partisipasi generasi muda dalam politik dan demokrasi sangat penting untuk menjamin keberlanjutan demokrasi itu sendiri. Hal ini dikemukakan Ketua BKSAP Nurhayati Ali Assegaf, saat menjadi pembicara dalam acara The Forum –Inspire for a Better Nation yang merupakan agenda tahunan Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia di Melbourne.

The Forum yang ke-3 ini bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei, dan diadakan di Federation Hall 7 Grant St, Southbank, Melbourne, Australia. Pada Kesempatan tersebut Ketua BKSAP didampingi politisi Heri Gunawan dari F. Gerindra.

Saat ini Indonesia tengah mengantisipasi demographic dividend yang ditandai dengan mayoritas proporsi populasi usia produktif. Bonus demografi ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020, dimana populasi pemuda usia produktif mencapai 70 persen dari total populasi Indonesia. Generasi muda dengan semangat, kreatifitas, dan potensi yang dimiliki tentu diharapkan dapat menjaga bangunan demokrasi Indonesia dan membawa Indonesia untuk lebih maju, berdaulat, adil, dan makmur.

Nurhayati mengungkapkan sampai dengan akhir tahun 2015, terdata 19 ribu mahasiswa asal Indonesia yang tengah menempuh pendidikan di Australia, dan sekitar 5000 orang di antaranya berada di negara bagian Victoria. Politisi dari daerah pemilihan Jatim V ini mengajak mahasiswa Indonesia di Melbourne untuk kembali ke Indonesia dan membangun daerah masing-masing setelah menyelesaikan pendidikan dan sukses di luar negeri. Hal ini agar Indonesia tidak mengalami brain-drain.

Selain itu, Nurhayati mengajak untuk terjun di politik, bertepatan dengan tema pada kali ini yang mengangkat masalah politik bagi kaum muda. Ia menyampaikan, di setiap periode mulai dari Orde Lama kemudian Orde Baru dan sampai sekarang Orde Reformasi, pemuda selalu menjadi penggerak pembaharuan.

“Generasi muda harus ikut terlibat langsung dalam politik yang jujur dan bersih serta  membuktikan bahwa politik tidak sekotor stigma yang dilekatkan masyarakat saat ini,” katanya seperti dilansir dari laman resmi DPR.

Generasi muda saat ini umumnya tech-savvy dan peka dalam memanfaatkan teknologi, terutama dengan memanfaatkan media sosial untuk meneruskan pesan-pesan inspiratif yang mengajak agar tidak anti politik. Seminar yang berlangsung selama dua setengah jam itu masih terasa kurang, terlihat dari antusias peserta dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, tidak dapat disampaikan karena keterbatasan waktu.

Selain Ketua BKSAP dan Heri Gunawan, tampil sebagai pembicara Professor Vedi Hadiz, guru besar bidang kajian Asia dari The University of Melbourne. Hadiz membahas mengenai desentralisasi kekuasaan terhadap demokrasi, korupsi, dan keadilan di pemerintahan Indonesia pasca reformasi. (*)