Tempo.Co

Endang Gelar Pasar Murah di Boyolali
Senin, 13 Juni 2016
Anggota Komisi VI DPR RI Endang Srikarti Handayani mengatakan sembako gratis justru untuk menjaga martabat warganya sendiri.

INFO DPR - Kepedulian sosialnya begitu terjaga pada masyarakat yang diwakilinya. Endang Srikarti Handayani menggelar pasar murah di bulan Ramadan sekaligus mengunjungi seorang anak penderita penyakit kulit di Boyolali, Jawa Tengah.

Anggota Komisi VI DPR RI ini membagikan sembako murah seharga Rp 40 ribu, yang terdiri dari lima kilogram beras, dua liter minyak goreng, dan satu kilogram gula pasir. Pasar murah digelar tiga hari berturut-turut di tiga desa, yaitu Tawangsari dan Ngringin di Boyolali, serta Purwosari di Solo. Pasar murah yang digelar bertepatan dengan Bulan Ramadan ini sangat strategis bagi masyarakat setempat yang sangat membutuhkan sembako murah, di tengah melambungnya harga-harga sembako di pasaran.

Endang yang ditemui usai memberikan secara simbolis paket sembako kepada warga setempat, Jumat, 10 Juni 2016, menuturkan sembako ini sengaja tidak diberikan secara gratis, justru untuk menjaga martabat warganya sendiri. Warga hanya diharuskan membeli di bawah harga pasar yang umumnya mencapai Rp 80 ribu dengan paket satu kilogram gula pasir, lima kilogram beras, dan dua liter minyak goreng.

“Masýarakat sangat antusias dengan kegiatan seperti ini, apalagi ini bulan Ramadan. Di mana-mana harga sudah melambung tinggi. Paling tidak, bisa meringankan beban ekonomi rakyat kita,” tutur Endang prihatin.

Ada 6000 paket sembako murah yang dibagikan hasil kerja sama Bulog, Jamkrindo, dan Dinas Perdagangan. Ada biskuit pula dari kemenkes yang dibagikan kepada balita, ibu hamil, dan lansia untuk memenuhi kebutuhan gizi selama Ramadan.

Usai menggelar pasar murah, politisi Partai Golkar itu menyempatkan diri mengunjungi keluarga miskin di Kelurahan Siswodipuran, Boyolali. Ada balita bernama Putri Raya (1,5 tahun) yang menderita penyakit kronis dan berbahaya. Kulit Putri selalu mengelupas, pecah-pecah, dan teksturnya keras bersisik. Menurut keterangan ibundanya Puji Handayani, kelainan kulit yang diderita buah hatinya sudah dialami sejak lahir.

Akibat kelainan pada kulitnya itu, Putri selalu merasa kepanasan. Ibundanya mengipasi Putri hampir sepanjang hari. Ironisnya, ia justru tak berkiringat. Saat udara panas menyengat, justru Putri merasakan gatal-gatal di sekujur tubuhnya. Sebelumnya, Putri pernah dirawat di Rumah Sakit Moewardi, Solo selama sebulan.

Tak ada perbaikan fisik yang berarti walau sudah dirawat di RS. Dokter yang merawatnya belum menemukan diagnosis atas penyakit yang diderita bocah kecil itu. Kedua orangtua Putri sudah merasa lelah harus pulang pergi ke RS tanpa ada perubahan atas kesembuhan fisik Putri. Kini, kedua orangtua Putri sudah menghentikan berobat jalan ke RS. Putri sehari-hari hanya diberi obat herbal.

Endang pun bersimpati atas perjuangan Puji dan Sutarmo orangtua Putri yang tinggal di daplinya sendiri. Ia meneyerukan agar Pemda setempat dan para dermawan mau membatu meringankan beban keluarga miskin ini demi kesembuhan Putri dari derita penyakit yang belum diketahui obatnya itu. (*)