Rapat kerja Komisi VI DPR RI dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dan Dekopin pada Senin 13 Juni 2016 menyimpulkan jika anggaran pagu indikatif tahun anggaran 2017 yakni sebesar Rp1,1 triliun. Dalam rapat yang dipimpin M Farid Al Fauzi itu, Komisi VI DPR RI memahami usulan tambahan anggaran Kementerian Koperasi dan UKM dan Dekopin sebesar Rp922 miliar. Sehingga total pagu indikatif tahun 2017 menjadi Rp2,036 triliun.
Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede mengatakan dari anggaran tersebut salah satunya yakni untuk revitalisasi pasar rakyat yang dikelola koperasi sebesar Rp 199 miliar. Anggota DPR RI Melani Leimena Suharli mengatakan dengan anggaran tersebut, pemerintah harus meningkatkan kualitas koperasi dan pasar di Indonesia. Apalagi menjelang MEA, mau tidak mau Indonesia akan menghadapi persaingan pasar bebas.
Koperasi juga harus tampil maju di depan dan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Salah satu langkah yakni menyiapkan koperasi yang professional.
Melani mengapresiasi langkah pemerintah yang meningkatkan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR). Apalagi saat ini pemerintah dukungan pemerintah dinyatakan dengan menurunkan suku bunga.
“Saya dengar di Jawa Tengah, pemerintah telah menurunkan suku bunga KUR dari 9 persen menjadi 6 persen. Kebijakan ini sangat berguna mengangkat UMKM,” kata Melani.
Selain dukungan itu, Melani berharap pemerintah juga menyiapkan pasar dan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas menghadapi MEA, dengan mendukung pengadaan alat-alat produksi. Sumber daya manusia Indonesia harus mampu bersaing, memproduksi barang-barang berkualitas dengan harga murah. Sebab, pengusaha asing juga telah mempersiapkan diri mereka sebelum masuk ke Indonesia.
“Untuk menghadapi MEA, pengusaha dari negara-negara lain sudah mulai mempelajari bahasa Indonesia. Mereka ingin melihat pasar Indonesia yang menarik dan besar. Dalam MEA ini, Indonesia jangan hanya menerima pelimpahan barang tetapi tidak bisa memproduksi, oleh karena itu kita membutuhkan SDM yang juga didukung mesin-mesing produksi untuk menciptakan barang yang bersaing harga dan kualitas,” kata Melani. (*)