Anggota Komisi X Dony Ahmad Munir khawatir, pemotongan anggaran Kemenpora dalam RAPBN-P 2016 dan minimnya anggaran di RAPBN 2017, akan mempengaruhi persiapan Asian Games tahun 2018. Apalagi, Indonesia sudah cukup lama menunggu untuk menjadi tuan rumah AG 2018.
“Kita menunggu cukup lama untuk menjadi tuan rumah Asian Games, sehingga ada kewajiban kita, khususnya pemerintah dalam memaksimalkan dalam menjadi tuan rumah AG ini. Apalagi, dengan posisi tuan rumah ini, pemerintah telah menargetkan menempati posisi 10 besar, serta sukses prestasi, sukses penyelenggaran, sukses administrasi, dan sukses ekonomi,” kata Dony, usai raker dengan Menpora di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu, 15 Juni 2016.
Untuk itu, politisi F-PPP ini mendorong pemerintah sebagai wujud keseriusan dan kesungguhan Indonesia menjadi tuan rumah AG, dengan mengucurkan anggaran yang memadai dan maksimal, sehingga harapan dan target dapat tercapai.
“Saya mendorong kepada pemerintah untuk benar-benar serius dan sungguh-sungguh dalam mengalokasikan anggaran untuk RAPBN 2017 yang cukup memadai dan maksimal untuk memenuhi harapan dan target. Untuk APBN-P 2016 kami tidak setuju terhadap pemotongan anggaran Kemenpora, karena dikhawatrikan akan berdampak pada persiapan AG 2018,” ujar Dony.
Politisi asal dapil Jawa Barat itu juga mengingatkan agar anggaran persiapan AG 2018 dapat menjadi prioritas. Apalagi pelaksanaan AG 2018 setidaknya dua tahun lagi. “Ketika ada penghematan, menurut saya, untuk Kemenpora ini sebaiknya jangan dipotong, karena ada skala prioritas yang harus dihadapi. Termasuk RAPBN 2017, karena hanya setahun lagi menuju AG, seharusnya anggaran dimaksimalkan,” kata Dony.
Sebagaimana diketahui, pada RAPBN-P 2016 ini Kemenpora direncanakan mengalami pemotongan sebesar Rp 609 miliar. Di tahun anggaran 2017, Menpora mengatakan pihaknya mendapat pagu indikatif anggaran sebesar Rp 2,998 triliun. (*)