Tempo.Co

Jelang Lebaran, Akom Tinjau Kesiapan Korlantas Polri
Selasa, 21 Juni 2016
Upaya mencapai zero accident tidak mungkin. Akan tetapi, menjadi tugas bersama agar kuantitas kecelakaan diminimalisir.

Ketua DPR RI Ade Komaruddin dan rombongan melakukan kunjungan kerja ke Korlantas Polri, di Gedung NTMC Cawang, Jakarta, Selasa 21 Juni 2016. Kedatangan pimpinan DPR RI dan rombongan untuk meninjau kesiapan Polri dalam pengamanan arus mudik pada lebaran 2016.

Akom didampingi didampingi Wakil Ketua DPR Agus Hermanto dan dua anggota Komisi III DPR RI Ayatullah Abu Bakar dan Baharudin Ansori. Kedatangan rombongan diterima Kepala Korlantas (Kakorlantas) Irjen Pol Agung Budi Maryoto dan jajarannya.

Agung menjelaskan tidak seperti sebelumnya yang dikenal dengan Operasi Ketupat, tahun ini pengamanan disebut Operasi Ramadniya. Ramadniya menjadi kata yang dipilih karena dalam bahasa Sansekerta diartikan rahmat, suci.

Sebanyak 159.315 personil dari jajaran Polri dikerahkan. Dari jumlah itu, sebanyak 1300 terdiri dari BKO Brimob. Selain itu sebanyak 66 ribu personil pengamanan dibantu dari Satpol PP, TNI dan Pramuka.Operasi Ramadniya berlangsung selama 16 hari sejak 30 Juni hingga 15 Juli 2016.

“Operasi Ramadniyaakan dimulai secara serentak di seluruh Indonesia pada 30 Juni,” katanya.

Menurut Agung, dengan perkiraan lebaran pada tanggal 6 dan 7 Juni, puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada 1 Juli atau H-5 sampai 3 Juli atau H-3.Sementara puncak arus balik diperkirakan terjadi pada Sabtu, 9 Juli (H+3) dan Minggu, 10 Juli (H+4).

“Pada arus balik macet tidak terlalu parah, karena orang-orang bisa menunda kepulangannya,” ujar Agung.

Ada dua zona prioritas pengamanan yakni zona satu meliputi Lampung, seluruh Jawa dan Bali. Dan zona dua adalah 24 polda lainnya di luar zona satu.

Sejumlah upaya antisipasi telah disiapkan untuk mengurai kemacetan. Untuk menghindari tersendatnya arus kendaraan di jalan tol, kata Agung, setiap rest area yang sudah penuh, akan ditutup sementara dan kendaraan akan dialihkan ke rest area berikutnya. Di kilometer 41 hingga kilometer 68 Tol Cikampek akan dilakukan sistem kontraflow guna mengantisipasi kepadatan kendaraan pemudik.

Beberapa jalan tol yang diperkirakan akan menjadi titik-titik rawan kemacetan adalah Tol Merak, Tol Cikampek, Tol Cirebon-Pejagan-Brebes, akses Tol Semarang-Ungaran, Tol Semarang-Bawen dan Tol Surabaya-Pandaan.

Untuk menekan jumlah kecelakaan yang melibatkan motor, Korlantas sudah menyiapkan 28 cek poin untuk sepeda motor. Puluhan cek poin motor itu tersebar dari Lampung hingga Jawa Tengah. Tujuannya untuk menekan laka lalin yang disebabkan oleh motor.

Akom mengapresiasi paparan dari Kakorlantas dan jajarannya. Dijelaskan bahwa kedatangan DPR untuk melakukan pengawasan pada kinerja mitra. Pengawasan ini juga dilakukan pada Korlantas mengenai kesiapannya dalam pengamanan selama puasa dan lebaran.

Selain meninjau dan mengawasi kinerja pengamana kepolisian, jajaran legislatif juga akan melihat kesiapan pelabuhan Merak dan bandara Soekarno Hatta menyambut para pemudik.

Akom memahami walau kepolisian bekerja dengan maksimal, kecelakaan arus mudik, tidak terhindarkan. Upaya mencapai zero accident tidak mungkin. Akan tetapi, menjadi tugas bersama agar kuantitas kecelakaan diminimalisir.

“Selain mengamankan, Polisi mengatur agar perjalanan arus mudik lancar dan mengurangi kemacetan. Soal infrastruktur yang tidak mendukung adalah tanggung jawab pemerintah,” kata Akom.

Sementara itu, Agus Hermanto  berharap jajaran kepolisian dan satuan pengaman lain ikut turut tangan mengatasi masalah pasar tumpah. Pasar tumpah di sepanjang perjalanan juga menjadi salah satu penyebab kemacetan. (*)