Tempo.Co

Dubes Jerman Pamitan ke Ketua DPR
Rabu, 22 Juni 2016
Karena sistem tiap negara tidak sempurna, baiknya kita saling belajar.

Menuju akhir masa jabatannya di Indonesia, Duta Besar Jerman untuk Indonesia Georg Witschel menyempatkan berkunjung ke Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Kedatangannya diterima oleh Ketua DPR RI Ade Komarudin. Dalam kunjungan ini, selain membahas berbagai masalah hubungan kedua negara, menjadi momen Dubes Jerman untuk berpamitan kepada para wakil rakyat Indonesia ini. "Pada September atau Oktober nanti pengganti saya akan mulai bekerja di Indonesia. Saya akan bertugas di Brasil," ujar Dubes Georg Witschel di Gedung Nusantara 3, Senayan, Jakarta, Rabu, 22 Juni 2016.

Dalam obrolan yang berlangsung santai, Ketua DPR RI Ade Komarudin menyatakan apresiasinya terhadap parlemen dan sistem pemilu di Jerman. "Kami perlu belajar sistem pemilu proporsional terbuka dan proporsional tertutup yang dilakukan Jerman. Sistem tersebut mampu menghasilkan anggota parlemen yang berkualitas," ujar Ade Komarudin yang akrab disapa Akom ini. Lebih lanjut, Akom, yang dalam pertemuan ini didampingi Wakil Ketua DR RI Agus Hermanto, Ketua BKSAP Nurhayati Ali Assegaf, dan anggota BKSAP Dave Laksono, ini mengungkapkan kegelisahannya karena sistem pemilu terbuka yang dipakai di Indonesia menurut dia masih menghasilkan anggota parlemen yang kurang disiplin dan berkualitas.

Menanggapi pemikiran tersebut, Dubes Georg akan berupaya menjembatani terjadinya proses saling belajar tersebut. "Karena sistem tiap negara tidak sempurna, baiknya kita saling belajar. Alangkah baiknya bila ada delegasi Indonesia yang datang ke Jerman mendiskusikan tentang politik, partai, atau parlemen. Mungkin dalam bentuk workshop yang mendatangkan para ahli," ungkapnya. Dia juga berharap kerja sama Indonesia dan Jerman berjalan dalam kesatuan pemerintah, parlemen, dan masyarakatnya.

Sementara itu, Agus Hermanto mengucapkan selamat jalan dan terima kasih atas kehadiran Dubes Georg selama bertugas di Indonesia. "Semoga sukses di Brasil. Ke depannya kami ingin memperkuat ahli teknologi karena Jerman punya kemampuan teknologi dan industri yang lebih maju," ungkapnya. Selain itu, Agus Hermanto meminta pertukaran pelajar bisa ditingkatkan.

Menanggapi hal tersebut, Dubes Jerman berpikiran sama perihal peningkatan pertukaran pelajar. "Saat ini sendiri, untuk area Eropa, mahasiswa Indonesia paling banyak belajar di Jerman. Pada waktu kunjungan Presiden Joko Widodo ke Jerman juga menekankan pada fokus di pendidikan vokasi atau keahlian," ujarnya. (*)